Alunan gending, larassyahdu sedan, lilin aroma mewangi dan hamparan bunga-bunga di kolam pemandian. Mengiringi tatapan sang Sultan mengarah kepada para perempuan ayu yang bersuka ria di pemandian. Perempuan-perempuan muda nan cantik yang telah dipilih diantara perempuan yang ada di wilayah Keraton. Jika hati Sultan terpaut, Sultan kemudian akan berkenan melempar sekuntum bunga ke kolam sebagai tanda isyarat. Bunga yang diarahkan kepada salah satu pilihan hati. Perempuan yang terpilih lalu akan menjadi selir dan berkewajiban melayani hasrat Sultan. Hal ini adalah ritual yang kerap dilakukan Sultan jika berkunjung ke pemandian Tamansari dimana para perempuan ayu mandi.
Tak lebihnya manusia pada umumnya, tetapi karena tugas berat sebagai pemimpin dan raja maka Sultan butuh relaksasi, dan bersengkarama dengan para selir adalah salah satunya caranya untuk menghibur diri melepas penatnya jiwa raga. Terkadang seorang Sultan mempunyai puluhan selir, yang biasanya masih berusia belia. Bahkan, Sri Susuhunan Pakubuwono X yang memerintah Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada kurun waktu 1893 – 1939, memiliki istri (selir) berjumlah 45 orang dan dikaruniai ana-anak sebanyak 68 orang. Di kalangan keluarga keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono X dikenal sebagai sosok pemimpin sekaligus seorang suami yang bijaksana, baik dalam hal mengatur tata pemerintahan dan pengayom rakyatnya, maupun dalam persoalan menata rumah tangganya meskipun mempunyai pendamping hidup yang sangat banyak.
Sultan mampu mengatur kehidupan biologisnya dengn adil. Dalam keseharian selir-selir tersebut bertugas melayani dan meladeni kebutuhan Sultan dalam hal asmara dan hubungan seksual. Dan alhasil berarti Sultan menjalaninya dengan menggilir para selir tersebut secara bergantian, seorang selir setiap hari ataupun beberapa selir dalam sehari. Dapat kita bayangkan betapa perkasanya Sultan.
Ritual hubungan seksual yang dilakukan Sultan dengan para selirnya ini berlangsung dan berulang. Walaupun selir-selir ini di mata hukum bukanlah berstatus istri resmi, (prameswari/permasurilah yang menjadi istri resmi), Sultan juga berkewajiban memenuhi tugasnya sebagai suami bagi kesemuanya. Ada juga faktor jarak dan letak rumah padepokan tempat dimana para selir berada. Ini makin membuat pentingnya peran makanan dan jamu ramuan yang harus disiapkan.
Rahasia kebugaran dan keharmonisan rumah tangga besar Sultan ini erat kaitannya dengan tugas para abdi dalem (pelayan) Keraton yang berkewajiban menyiapkan jamu dan jampi-jampi khusus buat sang Sultan. Menjaga kebugaran, stamina dan juga vitalitas Sultan terhadap para istrinya. Yaitu jamu ramuan yang berasal dari resep khusus, ramuan khusus lelaki yang merupakan warisan leluhur yang memang sudah menjadi konsumsi raja-raja Jawa sebelumnya. Ramuan ini terkait erat dengan mitologi Jawa.
Cerita sejarah ini memperkuat bahwa jamu dan ramuan adalah menjadi unsur kekayaan warisan budaya dalam bidang obat dan pengobatan tradisional, yang dilakukan terus secara turun-temurun. Vitaplas adalah contoh produk herbal yang diproduksi melalui proses ekstraksi dengan mesin-mesin modern berteknologi tinggi, bisa menjawab masalah gangguan fungsi seksual. Vitaplas berasal dari 100% bahan alami pilihan yang aman dan berkhasiat. Ramuan herbal tanpa efek samping untuk membantu memelihara stamina pria.
Mengandung zat aktif yang membantu memperbaiki metabolisme tubuh serta meningkatkan kinerja hormon seksual dari dalam secara alami. Diproduksi dalam bentuk kapsul yang berbahan alami. Diproses dan dikemas di Pabrik yang berstandar GMP (Good Manufacturing Practices). Standar produksi yang terjaga serta pengawasan mutu produk secara kontinyu, menjamin kualitas, khasiat serta keamanan produk untuk anda konsumsi. Mengandungzat spilanthol, eurikomanon, hidroquinone, dan squalena. Vitaplas sangat efektif dan aman untuk meningkatkan vitalitas pria. Karena terbuat dari tanaman obat yang memiliki banyak khasiat, sehingga bebas unsur kimia dan tidak ada efek samping.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar